Kenapa Gen Z Lebih Memilih Freelance daripada Kantoran?

By Okhi Sahrul Barkah 02 Agu 2025, 20:30:25 WIB Gaya Hidup
Kenapa Gen Z Lebih Memilih Freelance daripada Kantoran?

Keterangan Gambar : Ilustrasi bekerja dari mana saja (freepik.com)


Aksaramuda.com – Di tengah tren ekonomi digital dan pergeseran budaya kerja, makin banyak anak muda dari generasi Z yang memilih jalur freelance dibandingkan bekerja di kantor 9-to-5. Bukan karena malas atau tidak punya ambisi, tapi karena cara pandang mereka terhadap “kerja yang ideal” memang sudah berubah total.

1. Fleksibilitas Waktu = Kualitas Hidup

Gen Z sangat menghargai keseimbangan hidup. Mereka tumbuh di era ketika burnout, overwork, dan mental health jadi isu besar. Dalam freelance, mereka bisa mengatur jam kerja sendiri, memilih kapan istirahat, dan menentukan ritme yang sesuai dengan produktivitas masing-masing.

“Gue bisa kerja jam 10 malam sambil dengerin musik, daripada stuck di jam 9 pagi dengan otak belum nyala,” kata Rivan (24), desainer freelance dari Bekasi.

Baca Lainnya :

2. Teknologi Membuka Pintu Rezeki Baru

Berkat platform seperti Fiverr, Upwork, Sribulancer, dan bahkan TikTok atau Instagram, Gen Z bisa bekerja dari mana saja dan menjual skill mereka ke seluruh dunia. Mereka tidak lagi tergantung pada perusahaan besar untuk mendapat penghasilan.

Banyak Gen Z sekarang jadi content creator, UI/UX designer, copywriter, bahkan voice-over talent dari kamar kos mereka sendiri.

3. Pilih Proyek Sesuai Passion

Freelance memungkinkan Gen Z untuk lebih selektif terhadap pekerjaan. Mereka lebih suka mengambil proyek yang “nyambung” dengan minat dan nilai mereka, dibandingkan mengerjakan job deskripsi statis yang kadang membosankan di kantor.

“Kalau di kantor gue harus kerjain semuanya. Kalau freelance, gue pilih klien yang vibe-nya cocok,” ujar Ayu (22), freelance videografer.

4. Otonomi dan Rasa Kontrol

Gen Z suka menjadi “bos untuk diri sendiri.” Mereka terbiasa membuat keputusan sendiri, membangun personal branding, bahkan membentuk tim sendiri untuk kolaborasi. Freelancing memberi ruang bagi hal ini—sesuatu yang belum tentu bisa didapatkan di struktur kerja korporat yang kaku.

5. Uang? Kadang Justru Lebih Besar

Meskipun tidak selalu stabil, penghasilan freelance bisa lebih tinggi dari gaji tetap, terutama jika punya klien luar negeri atau proyek beruntun. Gen Z sadar mereka bisa menghargai skill mereka dengan nilai yang layak—tanpa harus “ngantor dulu bertahun-tahun.”

Tapi… Freelance Juga Ada Tantangannya

Meski banyak kelebihan, freelance juga datang dengan risiko: tidak ada tunjangan, tidak ada jaminan proyek rutin, dan butuh manajemen waktu serta keuangan yang lebih kuat. Tapi bagi banyak Gen Z, tantangan ini terasa sepadan dengan kebebasan yang mereka dapat.

Catatan Redaksi:
Gen Z bukan generasi yang anti-kantor. Mereka hanya ingin tempat kerja yang memanusiakan, memberi ruang ekspresi, dan tidak menjadikan kerja sebagai seluruh isi hidup. Maka freelance pun menjadi simbol kemerdekaan profesional versi mereka.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment